Senin, 26 Februari 2018

Sunderland dan Silogisme Kontrak Ricky Alvarez

Sunderland dan Silogisme Kontrak Ricky Alvarez

Bursa transfer musim panas telah berakhir, namun hal tersebut tak serta merta mengakhiri mimpi buruk Ricardo Alvarez. Pemain kelahiran Buenos Aires yang akrab disapa Ricky ini masih harus bersabar menanti keputusan FIFA terkait tentang sengketa transfer antara Inter Milan dengan Sunderland.
Ironisnya, kedua klub tersebut bukan berebut memilikinya seperti ketika Inter bersaing ketat dengan Arsenal untuk membawanya meninggalkan Valez Sarsifield dan merangkai mimpi di Eropa pada musim panas 2011. Ya, bukan sebuah rahasia lagi jika Massimo Moratti, yang masih menjadi pemilik Inter kala itu, memang tergila – gila dengan penyerang berkaki kidal. Alvaro Recoba, Christian Vieri, Adriano adalah beberapa nama yang pernah memuaskan hasrat Moratti. Jika saja saat ini Moratti masih berada dalam masa jayanya, maka bukan sebuah hal yang aneh jika dirinya mengirimkan cek kosong pada Barcelona untuk membiru hitamkan Lionel Messi.
Pendek kata dengan sisa – sisa kejayaan Moratti, Inter kala itu berhasil mendaratkan Ricky di San Siro. Namun sayangnya pemain yang pernah disebut Morati sebagai titisan Mario Corso ini gagal memenuhi ekspetasi karena seringkali terlilit masalah cedera. Penampilan terbaiknya adalah pada musim 2013/14 dimana dirinya menyumbangkan 4 gol dan 8 assists dari 29 penampilan bersama Nerazzurri di semua kompetisi, sebuah catatan yang dirasa cukup bagi Alejandro Sabella untuk membawanya ke Piala Dunia Brasil 2014.
Penampilannya pada musim itu pulalah yang membuat Sunderland meminjamnya pada deadline day musim panas tahun lalu. Dalam kesepakatan peminjaman disebutkan bahwa klub yang bermarkas di Stadium of Light tersebut memiliki kewajiban untuk mempermanenkannya senilai kurang lebih 7 juta Pounds jika mereka berhasil lolos dari jurang degradasi pada musim tersebut.
Akan tetapi masalah datang ketika musim berakhir dan Sunderland yang berhasil finish di urutan ke 16 klasemen akhir Premier League musim lalu enggan untuk melaksanakan kewajibannya. Alasannya sederhana, cedera lutut yang dua kali menimpa Ricky membuatnya lebih banyak menghabiskan hari – hari sebagai pesakitan dibandingkan untuk sekedar duduk di bangku cadangan Sunderland.
Jika ditotal, dari dua cedera yang dialaminya pada musim lalu dirinya harus absen selama 137 hari dan melewatkan 16 pertandingan yang dimainkan Sunderland. Satu – satunya momen yang diingat fans Sunderland tentang Ricky mungkin hanya ketika dirinya turut menyumbang gol dalam kemenangan 3-1 atas Fulham pada babak ke empat Piala FA, selebihnya tak banyak yang bisa dilakukan Ricky.
Namun alasan tersebut tak bisa diterima Inter yang kadung telah berangan – angan untuk membelanjakan uang tersebut sejak jauh – jauh hari. Klub sekota AC Milan tersebut pun lebih memilih untuk mengadukan masalah tersebut ke FIFA ketimbang menerima kembali Ricky ke dalam skuad besutan Roberto Mancini.  Sial bagi Ricky karena hingga penutupan bursa transfer FIFA belum memberi putusan pada kasus ini.
Sejujurnya meski terdengar masuk akal, alasan Sunderland memang terlihat naif. Mereka berusaha untuk menyembunyikan kesalahan dengan sesuatu yang sebenarnya bisa diantisipasi jika saja mereka sedikit lebih jeli ketika meminjam Ricky. 137 hari memang sangat panjang bagi Sunderland, namun dari catatan transfermarkt secara total Ricky harus menepi selama 219 hari ketia berseragam Inter. Dalam satu kesempatan pemain yang mengoleksi 9 caps bersama Timnas Argentina inipun pernah menepi selama 184 hari di awal karirnya bersama Valez.
Dengan riwayat cedera yang buruk Sunderland mestinya tak buru – buru meneken kesepakatan untuk membeli di Ricky akhir musim.  Mereka bisa menyodorkan tawaran berisi kewajiban untuk membeli jika Ricky mampu bermain dalam sekian pertandingan misalnya. Seperti kala Monaco meminjam El Shaarawy dari Milan, atau ketika Inter meminjam jasa Davide Santon dari Newcastle United.
Namun pilihan telah diambil Sunderland, memang mereka tak perlu risau karena istri Ricky tak akan merengek – rengek di infotainment karena sumber kehidupan suaminya sedang digantungkan, namun mereka harus banyak – banyak berdoa bukan hanya agar FIFA memenangkan mereka tapi juga agar silogisme hipotetik tak menimpa mereka.
Sunderland akan mempermanenkan Ricky jika tidak terdegradasi.
Sunderland tidak mempermanenkan Ricky  
Sunderland ...
Dalam sepakbola tentu saja silogisme seperti itu tak akan berlaku, karena salah satu premis memang telah berlalu. Namun bagi Sunderland setidaknya mereka harus lebih berhati – hati karena  musim ini mereka kembali merekrut pemain – pemain yang memiliki riwayat cedera yang buruk seperti Younès Kaboul, Adam Matthews, atau Fabio Borini. Mereka tentu tak ingin terporesok ke jurang yang sama, atau memang mereka memang senang bermain – main di jurang ?




berita selengkapnya